MAJENE – Miris, kondisi objek wisata kolam renang Tirta di Lingkungan Deteng-Deteng, Kelurahan Totoli, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, tampak memprihatinkan.
Aset milik pemerintah Kabupaten Majene yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) itu kini terbengkalai.
Salah seorang warga Anto menyebut, selain bangunan yang mulai rusak, juga makin banyak ditumbuhi semak belukar.
“Sayang sekali dibiarkan (rusak) begitu kondisinya, tidak ada perhatian dari Dinas Pariwisata Kabupaten Majene,” sebut pria berkacamata itu, Kamis 3 Oktober 2024.
Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi, tampak sejumlah fasilitas yang dikelola pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Majene ini terbengkalai, seperti kolam dan gazebo, hingga atap di gerbang masuk juga sudah terlihat bolong.
Seorang warga setempat Adi mengatakan, aset daerah tersebut sudah cukup lama tidak kedatangan pengunjung.
Bahkan penjaga yang dulunya membersihkan halaman objek wisata itu kini sudah jarang dilihatnya beraktifitas di sekitar lokasi.
“Mungkin sudah ada satu tahunan lebih tidak ada pengunjungnnya. Saya juga kurang tahu kenapa,” sebut warga Deteng-deteng tersebut.
Patut diketahui, aset milik Pemda Majene yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Majene itu dulunya menjadi salah satu objek wisata terpopuler di Majene.
Bahkan menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penugasan kolektor yang bertugas memungut retribusi bagi pengunjung yang datang.
Sayangnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majene gagal mengembangkan atau setidaknya mempertahankan keberlangsungan kolam renang Tirta selaku penyumbang PAD bagi Pemkab Majene yang kini mengalami defisit anggaran APBD hingga Rp57 miliar.
Padahal hadirnya kolam renang Tirta di Majene diharapkan mendorong bangkitnya sektor pariwisata di daerah ini.
Apalagi sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi daerah, salah satunya dapat menciptaan banyak lapangan kerja, serta merangsang tumbuhnya sektor perhotelan, restoran, hingga transportasi.
Meningkatnya jumlah wisatawan, juga akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Berita ini belum mendapat konfirmasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene. Tanggapan atas berita ini akan dimuat pada media yang sama. (ard)