MAJENE-SOROTMAMMIS.COM- Klarifikasi Kepala Bagian tata usaha RSUD Majene Ibrahim terkait viralnya siaran langsung di media sosial Facebook mengenai pasien diborgol, Rabu (31/1/2024) siang.
Ia pun menyebut pasien berinisial F (37) yang masuk di IGD RSUD Majene Pukul 10:00, Senin (29/1/2024) pagi, beralamat Lembang Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dengan kondisi pasien Low Back Pain atau nyeri punggung bawah.
Kemudian pasien dipindahkan ke ruangan perawatan melati pukul 14:32 siang di hari yang sama.
Setelah itu, dokter memeriksa pasien (F) memberikan instruksi untuk USG Abdomen, sehingga dianjurkan untuk puasa makan tapi diperbolehkan minum.
Hal ini, disampaikan oleh petugas malam perawatan Melati RSUD Majene kepada pasien (F) untuk besok puasa.
“Karena harus menjalani USG,” ucap Ibrahim.
Pukul 10:50 Selasa, tim Radiologi RSUD Majene menghubungi tim perawatan Melati untuk pasien (F) dibawa ke ruang Radiologi.
“Disitulah mulai muncul permasalahan, dimana mungkin pasien sudah terlanjur kencing di pagi harinya,” bebernya.
Sehingga, lanjut Ibe’ (sapaan akrab Ibrahim) disarankan banyak minum untuk memaksimalkan hasil USG nya dan sudah diedukasi dua sampai tiga kali dari pihak RSUD Majene.
“Singkat cerita, pasien (F) kurang nyaman sehingga meminta pulang atas permintaan sendiri,” ucapnya.
Ibe’ pun menyampaikan bahwa hari itu dokter langsung mengedukasi pasien (F) agar dapat memahami tujuan dilakukannya USG tersebut.
“Namun, pasien (F) tetap ingin pulang walau sudah diedukasi beberapa kali,” lanjutnya.
Sehingga, petugas meminta keluarga pasien untuk tanda tangan sesuai prosedur RSUD Majene yaitu tanda tangan apabila meminta untuk keluar atas kemauan sendiri.
Disaat pasien (F) dan keluarga meninggalkan ruang perawatan melati, petugas menelpon security untuk mencegah pasien keluar dulu mengingat infus yang masih terpasang ditangan pasien.
“Tetapi pasien (F) melepas sendiri infus yang ada ditangannya, saat keluar dari ruangan perawatan Melati,” jelasnya lagi.
Ibrahim pun menyebut agar keluarga bisa tanda tangan juga terlebih dahulu sebelum meninggalkan RSUD Majene.
Pihak lain, security RSUD Majene, Saleh mengatakan, pihaknya memborgol karena situasi keadaan dan lingkungan pada saat kejadian tidak memungkinkan lagi dan dilakukan di dalam ruangan pos security.
Pada saat situasi sudah tidak terkendali, security RSUD Majene memborgol pasien atas persetujuan keluarga.
Saleh pun menyebut keluarga pasien (F) menyampaikan, tidak usah melepas borgolnya, nanti di rumah baru dilepas.
Sehingga pasien (F) terborgol sampai ke rumahnya dengan kesepakatan pihak keluarga.
Berselang beberapa waktu, keluarga pasien (F) kembali ke RSUD Majene mengembalikan alat borgol dan kuncinya. (*)